KEBOHONGAN "INJIL" MATIUS

Ada banyak distorsi yang telah dilakukan oleh pengarang "Injil" Matius (selanjutnya disebut Matius) khususnya yang berkaitan dengan gagasan pemenuhan nubuat akan datangnya sang Juru Selamat.

Ditemukan lebih dari 25 (dua puluh lima) distorsi yang berkaitan dengan hal tersebut.

Untuk memenuhi ramalan tersebut,pengarang injil Matius, yang telah menjadikan Septuaginta Perjanjian Lama berbahasa Yunani sebagai salah satu sumber inspirasi karangannya, berusaha meyakinkan pembaca dengan melakukan banyak distorsi dalam tulisannya, all:


DISTORSI Matius tentang Per-umpama-an

Matius menduga bahwa Yesus sering berbicara dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan, dengan maksud untuk tetap menyembunyikan kebenaran dari mereka yang tidak pantas mengetahuinya. Orang-orang semacam ini bisa mendengar Yesus berbicara, tetapi mereka tidak akan pernah bisa memahami pesannya.

Sebaliknya, murid-murid Yesus mampu memahami "rahasia-rahasia" ini, yang tersimpan dalam perumpamaan-perumpamaan Yesus. Matius menganggap hal ini sebagai pemenuhan nubuat.1


Bersama mereka sesungguhnya terpenuhilah nubuat Yesaya yang mengatakan, "Engkau sesungguhnya akan mendengar, tetapi tidak pernah memahami, dan engkau sesungguhnya akan melihat, tetapi tidak pernah mencerap. Karena hati orang-orang ini telah menjadi tumpul, dan telinga mereka sulit untuk mendengar, dan mereka telah menutup mata mereka; demikianlah mereka tidak mungkin melihat dengan mata mereka, mendengar dengan telinga mereka, serta memahami dengan hati dan bakat mereka - dan aku akan menyembuhkan mereka". Tetapi diberkatilah matamu, karena mereka melihat, dan telingamu, karena mereka mendengar.2


Di sini Matius menggunakan terjemahan Yesaya dari Septuaginta berbahasa Yunani.3 Pernyataan Yesaya sebenarnya adalah sebagai berikut.


Kemudian aku mendengar suara Tuhan bersabda, "Siapa yang akan aku utus, dan siapa yang akan menghampiri kami?" Dan aku berkata, "Inilah aku: utuslah aku!" Dan ia bersabda, "Pergilan dan katakan pada orang-orang ini, Teruslah mendengarkan, tetapi jangan memahami; tetaplah melihat, tetapi tidak mengerti". Buatlah pikiran mereka tumpul, dan hentikanlah pendengaran mereka, tutuplah mata mereka, sehingga mereka tidak mungkin melihat dengan mata mereka, mendengar dengan telinga mereka, serta memahami dengan pikiran dan bakat mereka, kemudian mereka akan disembuhkan."4


Berbagai perbedaan antara kutipan dari Yesaya di atas dan terjemahan Matius atas pernyataan ini bisa dinisbahkan kepada Matius yang menggunakan versi Yesaya dari Septuaginta berbahasa Yunani, alih-alih teks Yesaya yang berbahasa Ibrani.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, sandaran Matius pada Septuaginta berbahasa Yunani merupakan bukti yang kuat bahwa penyusun Matius bukanlah salah seorang murid Yesus, bahkan juga bukan seorang Yahudi dari Palestina.
Namun, penyusun Matius harus dilihat sebagai seorang Yahudi yang terhellenisasi atau orang Kristen non-Yahudi, yang hidup di Pengungsian (mungkin di Suriah).

Akan tetapi, penggunaan Septuaginta berbahasa Yunani bukanlah persoalan yang sebenarnya dalam terjemahan Yesaya Matius. Persoalan sebenarnya adalah bahwa Matius berusaha memilih kata-kata Yesaya menjadi sebuah nubuat datangnya seorang Juru Selamat. Dengan sekali lagi mengeluarkan satu ayat tersebut dari konteks yang sebenarnya.

Dengan menghapus bagian awal ayat Yesaya, dimana Yesaya konon secara suka-rela menyampaikan pesan dari Allah, Matius menyembunyikan fakta bahwa pesan Yesaya itu sebenarnya membicarakan tentang diutusnya Yesaya sebagai seorang nabi Allah.5

Pesan ini jelas mengidentifikasi Yesaya sebagai seorang rasul yang dibicarakan, dan dengan jelas mengidentifikasi peristiwa-pwristiwa yang telah digenapi selama masa hidup Yesaya. Sekali lagi, bualan Matius mengenai pemenuhan nubuat gagal mencapai sasaran. Sekali lagi, dalam pengujian atas beberapa ayat Perjanjian Lama di atas mengungkapkan bahwa Matius telah menyobek kain dari ayat Perjanjian Lama dengan berusaha membentangkannya agar sesuai dengan kehidupan dan kerasulan Yesus.


Keterangan:
1. Matius 13:10-13.
Bahan-bahan dan sentimen-sentimen yang sama bisa dilihat dalam Markus 4:10-12 dan dalam Lukas 8:9-10. Dengan demikian, keterangan ini bisa dilihat sebagai memiliki asal-muasal dari Markus, meskipun Matius banyak mengelaborasi asal-muasal Markus tersebut.
2. Matius 13:14-16.
3. A)Fenton JC (1973) B) Kee HC (1971).
4. Yesaya 6:8-10.
5. Ackroyd PR (1971).

Masih ada kali kedua, dimana Matius menyatakan bahwa Yesus berbicara dalam bentuk perumpamaan sebagai pemenuhan nubuat Perjanjian Lama.

Yesus mengatakan segala hal ini kepada kerumunan orang tersebut dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan; tanpa perumpamaan ia tidak mengatakan apa pun kepada mereka. Ini untuk memenuhi apa yang telah disabdakan melalui sang nabi: "Aku akan membuka mulutku untuk berbicara dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan; aku akan menyatakan apa yang telah tersembunyi dari dasar dunia.1

Kutipan tersebut bersal dari Kitab Mazmur dalam Perjanjian Lama, yang menunjukkan sandaran pada teks-teks berbahas Ibrani maupun Yunani,2 dan dikutip secara langsung di bawah ini.

Dengarkanlah, wahai umatku, ajaranku; condongkanlah telinga kali pada kata-kata dari mulutku. Aku akan berbicara dalam bentuk perumpamaan; aku akan mengungkapkan ungkapan-ungkapan sulit dari masa lampau, hal-hal yang telah kita dengar dan ketahui, yang telahn diceritakan nenek moyang kita kepada kita. Kita tidak akan menyembunyikannya dari anak-anak mereka; kita akan menceritakan kepada generasi yang akan datang tentang perbuatan-perbuatan mulia Tuhan, dan kekuasaanya, serta keajaiban-keajaiban yang telah ia lakukan.3

Kita mungkin ingin memperdebatkan terjemahan Matius atas keterangan dari Mazmur ini, tetapi itu berarti kita tidak memahami masalah yang sebenarnya. Masalahnya, keterangan dari Mazmur tersebut begitu umum bagi para nabi maupun pengajar agama yang berbicara dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan. Lagi-lagi, kain telah dipotong demikian besar sehingga mencakup setiap orang yang memiliki anonomitas tanpa bentuk. Tidak ada sesuatu yang cukup spesifik dalam keterangan dari Mazmur tersebut untuk bisa menunjuk pada Yesus secara khusus.

Keterangan:
1. Matius 13:34-35.
Sebagian teks Matius mengidentifikasi nabi tersebut sebagai Yesaya. Namun, sebagaimana akan dijelaskan, keterangan Perjanjian Lama tersebut bukan berasal dari Yesaya, tetapi dari Mazmur.
2. Kee HC (1971)
3. Mazmur 78:1-4


Kembali ke Kekacauan Alkitab
Kembali ke halaman depan